

Ketua Tim Pelaksana SDGs Centre UPB Pontianak, Rahmatullah Rizieq mengatakan kegiatan ini adalah kali yang kedua, dan akan rutin dilaksanakan ke depannya. Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan upaya para akademisi UPB Pontianak untuk berperan mewujudkan indikator-indikator capaian dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs ke tengah masyarakat, khususnya di Kalimantan Barat.
“Hari ini ada 3 paper yang didiskusikan yang mana ketiganya mempunyai keterkaitan erat, pertama kita diskusikan bagaimana pengelolaan gambut yang baik, kedua mengenai pengelolaan lahan yang kurang baik yang dapat mengakibatkan perubahan iklim dan pengaruhnya, dan yang ketiga tentang kemiskinan,” ujarnya.
“Dari diskusi ini nanti insyaallah kita akan menghasilkan buku, ini merupakan ide-ide dari dari para akademisi UPB yang berasal dari berbagai latarbelakang keilmuan,” jelasnya. Selain pemaparan paper, diskusi ini juga menghadirkan narasumber dari unsur Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, yakni perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Prov Kalbar, Supriani.
Supriani mengapresiasi diskusi ini, menurutnya kegiatan semacam ini menjadi media untuk bertukar pikiran antara pemerintah daerah selaku pemangku kepentingan dengan para akademisi. “Secara umum melalui diskusi ini kita dapat membahas terkait kondisi maupun permasalahan-permasalahan yang ada di Kalbar,” ucapnya. “Kemudian secara khusus diskusi ini merupakan bentuk kontribusi dari unsur akademisi, terutama dari UPB, terhadap pembangunan di Kalbar,” tambahnya.
Supriani menjelaskan secara garis besar indikator-indikator capaian SDGs di Kalbar sejatinya sudah cukup baik. Namun demikian ketersediaan data masih menjadi tantangan hingga saat ini. “Namun sebenarnya masuk ke konsep decade of action atau cara kerja langkah konkret sudah dilakukan oleh kita bersama,” katanya. “Jadi memang secara umum capaian kita progresnya sudah cukup baik, tinggal perlu kita tingkatkan lagi,” tandasnya.
Sumber : Pontianak Tribun